Selasa, 16 Desember 2008

This Blog is present by :

Blog ini dibuat oleh empat mahasiswi FKM Unhas Angkatan 2007. There are :

Wahyuni Sammeng
(Pencinta Syurga_gz@yahoo.co.id)



Hidayatul Mustafidah
(hidayatulmustafidahgz@yahoo.co.id)





Mutmainnah
(Cimothe5_gz07@yahoo.com)



Rahmawati Hasbi
(nutritionist029_gz07@yahoo.co.id)



KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI BAGI MANULA

Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS

Konsumsi makanan berkaitan erat dengan status gizi/status kesehatan dan umur harapan seseorang. Tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain, maka dengan meningkatnya konsumsi makanan bergizi tinggi, status gizi akan bertambah baik dan umur harapan akan meningkat, sehingga jumlah individu berusia lanjut (manula, manusia lanjut usia) akan bertambah banyak. Di negara-negara maju, yang termasuk manula adalah mereka yang telah berusia 51 tahun atau lebih. Penulis kurang tahu apakah definisi tersebut tepat untuk kondisi Indonesia.

Masalah gizi yang dihadapi para manula berhubungan dengan menurunnya aktivitas fisiologis tubuhnya. Demikian pula karena umumnya status kesehatan mereka tidak seragam, maka sulit untuk menetapkan standar kebutuhan zat gizi bagi mereka sebagai satu grup populasi. Standar kebutuhan zat gizi bagi manula umumnya diperoleh dengan cara ekstrapolasi data bagi orang dewasa. Akan tetapi penerapan standar tersebut, apabila ada, harus dilakukan secara hati-hati, yaitu harus disesuaikan dengan keadaan individu masing-masing.

Di Indonesia standar semacam itu belum ada, sehingga di bawah ini akan diuraikan kebutuhan zat-zat gizi bagi manula secara umum.

Kalori

Kalori (energi) diperoleh baik dari lemak, karbohidrat maupun protein, yang masing-masing memberikan 9, 4 dan 4 kilo-kalori (Kcal) per gramnya. Jumlah kebutuhan kalori tiap orang berbeda-beda tergantung dari ukuran tubuh dan aktivitasnya. Umumnya orang dewasa membutuhkan sekitar 2.100 Kcal sampai 2.700 Kcal per harinya.

Keseimbangan kalori menyatakan bahwa jumlah kalori yang dikonsumsi harus sama dengan jumlah kalori yang digunakan oleh tubuh. Kalori yang digunakan tubuh dipakai untuk melangsungkan apa yang disebut “metabolisme basal” (pergerakan jantung, paru-paru, usus, aliran darah dll) serta untuk melaksanakan aktivitas (bekerja, pergerakan tubuh). Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul kegemukan (obesitas). Sebaliknya bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

Beberapa penelitian menemukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15 sampai 20 persen. Hal ini terutama disebabkan berkurangnya jaringan tubuh tanpa lemak (berkurangnya massa otot). Demikian pula umumnya aktivitas (kerja, olah raga) yang dilakukan para orang tua lanjut menurun. Oleh karena itu kebutuhan kalori bagi tubuhnya pun akan menurun.

Penurunan jumlah konsumsi kalori dapat dilakukan terutama dengan cara mengurangi konsumsi lemak, karena zat gizi ini memberikan kalori yang paling besar. Sebagai penggantinya dapat digunakan karbohidrat kompleks. Perlu juga diperhatikan agar densitas zat gizi dari makanan tetap tinggi, karena zat-zat gizi lain diperlukan dalam jumlah yang tetap atau bertambah besar.

Kegemukan akan menjadi masalah bila berat badan 20 persen lebih besar dari berat badan idealnya. Akan tetapi seseorang yang menderita penyakit jantung, hiperlipidemia, tekanan darah tinggi, diabetes atau arthritis, sebaiknya mempertahankan berat badan idealnya. Kegemukan akan mengakibatkan penyakitnya bertambah berat dan dapat mempercepat kematian.

Protein

Protein diperlukan oleh tubuh sebagai sumber utama senyawa nitrogen, untuk digunakan dalam sintesa protein tubuh (pertumbuhan), mengganti senyawa-senyawa nitrogen yang hilang, dan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit (anti-bodi). Karena pada orang dewasa umumnya tidak terjadi lagi pertumbuhan, maka kebutuhan tubuhnya akan protein lebih sedikit dibandingkan dengan anak-anak maupun remaja. Untuk orang dewasa, secara rata-rata ditetapkan sebesar 0,8 gram per kilogram berat badan per hari (48 gram protein per hari bagi seseorang yang berat badannya 60 kg), dengan syarat nilai gizi protein tersebut setara dengan telur. Umumnya bagi protein yang nilai gizinya lebih rendah dari telur, diperlukan jumlah yang lebih banyak.

Di atas telah disebutkan bahwa pada orang yang berusia lanjut, massa ototnya berkurang, dengan kata lain total protein tubuhnya juga berkurang, oleh karena itu kebutuhan tubuhnya akan protein juga berkurang. Ternyata hal ini tidak benar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen tubuhnya para orang tua berusia lanjut memerlukan konsumsi protein yang lebih banyak daripada orang dewasa muda usia. Hal ini dapat dijelaskan antara lain karena pada orang tua berusia lanjut efisiensi penggunaan senyawa nitrogen oleh tubuh telah berkurang. Selain itu, adanya stres (tekanan batin), penyakit infeksi, patah tulang dan lain-lain penyakit, akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein.

Beberapa peneliti, merekomendasikan, untuk manula sebaiknya konsumsi protennya ditingkatkan sebesar 12-14 persen dari porsi untuk orang dewasa.

Lemak

Selain sebagai sumber energi, lemak juga berfungsi sebagai sumber/pelarut vitamin A, D, E dan K, dan sebagai sumber asam-asam lemak esensial (linoleat, linolenat dan arachidonat). Asam-asam lemak esensial diperlukan oleh tubuh untuk berbagai macam tujuan, tetapi asam lemak ini tidak dapat disintesa oleh tubuh, sehingga harus disuplai dari makanan.

Telah diketahui bahwa tubuh manusia dewasa hanya memerlukan sekitar 2-3 persen dari total kalori yang dikonsumsinya berupa asam-asam lemak esensial. Jadi pengurangan konsumsi lemak seperti diusulkan di atas tidak usah dikhawatirkan akan mengurangi konsumsi asam-asam lemak esensial. Direkomendasikan agar konsumsi lemak dibatasi sampai 30 persen atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Sumber asam-asam lemak esensial adalah minyak/lemak nabati (kedelai, biji bunga matahari, jagung).

Konsumsi lemak jenuh maupun produk-produk hewani dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam plasma. Meskipun peningkatan kadar kolesterol tersebut bukan satu-satunya penyebab terjadinya atherosclerosis, tetapi pengurangan konsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi serta lemak jenuh tinggi, sangat dianjurkan. Lemak dari ikan diketahui mengandung asam lemak tidak jenuh “omega 3” yang dapt mencegah/menyembuhkan atherosclerosis.

Karbohidrat

Salah satu masalah yang menghinggapi banyak orang berusia lanjut adalah konstipasi (sulit untuk buang air besar) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus (divertilulosis). Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat makanan yang baik adalah sayuran dan buah-buahan segar, serta serealia utuh. Bagi manula tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen serat makanan (banyak dijual di health food atau supermarket), karena dikhawatirkan akan mengikat mineral dan zat gizi lain sehingga tidak dapat diserap oleh tubuh.

Masalah lain sehubungan dengan karbohidrat ini adalah apa yang disebut sebagai lactose intolerance. Pada sebagian besar orang Asia dan Afrika, dalam ususnya tidak terkandung enzim pencerna gula susu (laktosa), sehingga setiap kali minum susu sapi akan berakibat diare, inilah yang dimaksud dengan lactose intolerance tersebut. Umumnya para manula akhirnya menjadi enggan untuk minum susu, padahal susu adalah smber mineral kalsium yang sangat diperlukan untuk pembentukan tulang, sumber protein bermutu tinggi, sumber riboflavin dan zat gizi lainnya.

Perlu dijelaskan bahwa produk-produk susu sapi yang dibuat dengan cara fermentasi (misalnya yoghurt dan keju) tidak akan menimbulkan diare, karena sebagian laktosanya telah digunakan oleh mikroba selam proses fermentasi.

Direkomendasikan pula agar para manula mengurangi gula-gula sederhana (gula pasir, sirup), dan mengganti sumber kalori ini dengan karbohidrat kompleks.

Vitamin dan mineral

Data yang berhasil dikumpulkan dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa umumnya para orang tua berusia lanjut kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niacin, folate, vitamin C, D, dan E. Umumnya kurangnya konsumsi vitamin ini disebabkan terutama dibatasinya konsumsi makanan.

Mineral yang sangat direkomendasikan adalah kalsium, phosphor, magnesium, zat besi, seng, serta iod. Sementara itu juga beberapa mineral mikro seperti chromium, tembaga, fluorida, mangan, molybdenum dan selenium. Jumlah vitamin dan mineral yang dianjurkan sama seperti porsi untuk orang dewasa muda usia.

Masalah defisiensi yang paling menonjol adalah kurangnya mineral kalsium yang dapat mengakibatkan kerapuhan tulang, serta defisiensi zat besi yang dapat mengakibatkan anemia.

Cairan

Sebagian besar para manula mengurangi minum karena berbagai alasan, misalnya rasa mual setelah minum susu, keasaman sari buah (jeruk) yang mengganggu lambungnya, serta tidak suka air. Kenyataan menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah keengganan untuk seringkali buang air kecil, karena menurunnya kontrol terhadap kandung air seni.

Orang dewasa dianjurkan untuk minum sebanyak 2 sampai 2,5 liter per hari. Cairan sangat diperlukan oleh tubuh untuk mengganti yang hilang (keringat, air seni), membantu pencernaan makanan, serta membersihkan ginjal.***

Sumber : Kompas, Minggu 11 Desember 1988

www.web.ipb.ac.id.mht, diakses tanggal 14 desember 2008

Tips Menakar Kebutuhan Gizi pada Anak

SEBAGIAN besar orang tua tahu bahwa makanan bergizi mutlak dibutuhkan dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Cuma masalahnya, tidak semua orang tua tahu berapa sebetulnya takaran yang pas yang dibutuhkan anak. Karena, kelebihan gizi juga tidak baik buat pertumbuhan anak.

Berikut tips mengenai seberapa besar takaran gizi yang dibutuhkan anak-anak:

Angka kecukupan energi (AKE)

Fungsi energi di dalam tubuh sebagai energi basal, untuk melakukan kegiatan, membantu sistem pencernaan, pertumbuhan, dan adaptasi serta pengatur suhu tubuh. Anak yang kekurangan energi akan mudah lelah, pencernaannya terganggu, pertumbuhannya terlambat dan sebagainya. Sumber pangan yang nantinya diolah menjadi energi, antara lain serelia, umbi-umbian, biji-bijian, kacang-kacangan, lemak dan minyak, serta buah yang kaya akan karbohidrat.

-Usia 0-6 bulan, BB (berat badan) 6 kg dan tinggi 60 cm membutuhkan energi (AKE) sebanyak 547 kkal/hr.

- Usia 7-11 bulan, BB 8,5 kg dan tinggi 71 cm, butuh AKE 550 kkal/hr. - Usia 1-3 tahun, BB 12 kg dan tinggi 90 cm, butuh AKE 1.000 kkal/hr. - Usia 4-6 tahun, BB 17 kg dan tinggi 110 cm, butuh AKE 1,550 kkal/hr. - Usia 7-9 tahun, BB 25 kg dan tinggi 120 cm, butuh AKE 1.800 kkal/hr.

- Usia 10-12 (pria), BB 35 kg, tinggi 138 cm, butuh AKE 2.000 kkal/hr.

- Usia 13-15 tahun, BB 46 kg, tinggi 150 cm, AKE-nya 2.400 kkal/hr. - - Usia 16-18 tahun, BB 55 kg, tinggi 160 cm, AKE-nya 2.600 kkal/hr.

- Usia 10-12 (putri), BB 37 kg, tinggi 145 cm, AKE-nya 2.000 kkal/hr. - Usia 13-15, tinggi 153, AKE-nya 2.300 kkal/hr.

- Usia 16-18, dengan BB 48 kg, tinggi 153 cm AKE-nya 2.300 kkal/hr.

Angka kecukupan protein (AKP):

Fungsi protein selama ini membantu pertumbuhan, pemeliharaan, dan membangun enzim, hormon, dan imunitas. Oleh sebab itu, protein sering kali disebut sebagai zat pembangun. Protein dibagi dua, yakni berasal dari hewani dan nabati. Kebutuhan protein pada setiap individu berbeda. Sumber pangan yang mengandung protein antara lain ikan, telur, daging, susu, dan kacang-kacangan.

- Usia 0-6 bulan, BB 6 kg, AKP-nya 9 gram. Pada usia 7-11 bulan dengan BB 8,5 kg AKP yang dibutuhkan 15 g. Usia 1-3 tahun dengan BB 12 kg AKP-nya 19 g. Usia 4-6 tahun dengan BB 18 kg, AKP-nya 22 g. Usia 7-9 tahun, BB 25 kg, AKP-nya 29 g. Usia 10-12 tahun (pria), BB 35 kg, AKP-nya 40 g. Usia 13-15 tahun, BB 46 kg AKP-nya 47 g. Dan, usia 16-18 tahun, BB 55 kg butuh AKP 56 g.

- Usia 10-12 tahun (putri), BB 31 kg, AKP 38 g. Usia 13-15 tahun, BB 48 kg, AKP 49 g. Sedangkan usia 16-18 tahun, BB 50 kg, AKP 51 g.

Angka kecukupan vitamin (AKV):

Vitamin terbagi menjadi dua yakni vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Dari berbagai jenis vitamin yang dikenal, empat di antaranya larut lemak, antara lain vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan vitamin lainnya bersifat larut dalam air. Vitamin larut air antara lain vitamin B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), Niasin, Folat, B6 (Piridoksin), B12 dan vitamin C. Setiap vitamin memiliki manfaat yang berbeda-beda di dalam tubuh dan jumlah yang dibutuhkan pun tidaklah sama.

- Beberapa vitamin larut air:

Vitamin B1 (Tiamin) berfungsi sebagai ko-enzim pada metabolisme energi. Apabila kekurangan menyebabkan sakit beri-beri. Vitamin B2 (Riboflavin) berfungsi untuk ko-enzim pada reaksi oksidasi dan reduksi. Defisiensi B2 menyebabkan cheilosis, angular stomatitis, dan lain-lain.

Niacin merupakan sumber vitamin untuk metabolisme. Kebanyakan sumber Niacin pada daging dan bahan hewan lainnya. Defisiensi Niacin menyebabkan pelagra. Folat merupakan sumber vitamin yang bermanfaat sebagai ko-enzim pada transfer singel karbon pada metabolisme asam amino dan asam nukleat. Defisiensi folat bisa menyebabkan anemia makrositik dan penyakit vaskular.

Vitamin C bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan luka, dan sebagai antioksidan.

- Vitamin larut lemak:

Vitamin A memiliki fungsi untuk membangun imun tubuh, mempertajam penglihatan, pertumbuhan tulang, fertilitas, dan lain-lain. Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terhambat bahkan mengakibatkan kematian.

Vitamin D merupakan vitamin yang tubuh dapat menyintesanya dengan bantuan sinar matahari. Fungsi utama vitamin D untuk mempertahankan konsentrasi kalsium dan fosfor serum, membantu pembentukan tulang dan gigi.

Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan dan mencegah terjadinya peroksidasi dari lipida. Defisiensi vitamin E bisa sebabkan kekurangan produksi lipoprotein.

Vitamin K merupakan ko-enzim yang berperan untuk enzim dan berperan menyintesa sejumlah protein yang berperan dalam koagulasi darah dan metabolisme tulang. (Nda/V-1)

Sumber: www.rajaraja.com. Diakses tanggal 14 desember 2008

Menyoal Keterbatasan Gizi Ibu Menyusui

Oleh Neni Utami Adiningsih Sabtu, 13 Agustus 2005 Perhatian masyarakat terhadap kecukupan gizi bagi ibu yang sedang menyusui masihlah kurang. Itulah sebabnya, dalam peringatan Pekan ASI Sedunia (World Breasfeeding Week), 1-7 Agustus tahun ini diangkat tema Breastfeeding and Family Foods: Loving and Healty. Dalam proses menyusui, pembentukan air susu ibu (ASI) melibatkan "bahan mentah" yang terdapat dalam tubuh ibu, seperti protein, vitamin-mineral, karbohidrat, lemak, dan sebagainya. Melalui pembuluh darah, bahan-bahan tersebut dipasokkan ke jaringan kelenjar susu (mammary alveoli) yang merupakan pabrik ASI. Melalui saluran susu (ductus lactiferous), ASI yang dihasilkan di pabrik ASI, kemudian disalurkan ke dalam gudang susu (sinus lactiferous) yang berfungsi menampung ASI. Dengan diambilnya bahan mentah pembuatan ASI dari dalam tubuh ibu, maka kebutuhan gizi seorang ibu yang menyusui lebih tinggi 25 persen dibandingkan dengan kebutuhan gizi perempuan/ibu yang tidak sedang menyusui, bahkan juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan kebutuhan gizi ibu yang sedang hamil. Dan, tentu saja lebih tinggi dari kebutuhan gizi suaminya. Dalam hal kebutuhan kalori, misalnya, ibu yang sedang hamil hanya memerlukan 2.200-2.300 kkal per hari. Sedangkan ibu menyusui, pada enam bulan pertama setelah melahirkan sedikitnya memerlukan tambahan 700 kkal per hari atau 2.900-3.000 kkal per hari. Hal ini karena pada enam bulan pertama usia bayi, ketika bayi hanya mendapatkan asupan makan berupa ASI, maka produksi ASI harus diupayakan untuk bisa mencukupi, yaitu berkisar 600-1000 cc setiap hari. Baru pada bulan ketujuh, seiring dengan mulai dikenalkannya makanan tambahan bagi bayi yang membuat kebutuhan bayi akan ASI mulai berkurang maka kebutuhan ibu menyusui akan tambahan kalori juga sedikit berkurang, menjadi 500 kkal per hari. Tapi, itu pun masih lebih tinggi daripada kebutuhan ibu yang hamil apalagi yang tidak sedang hamil. Demikian juga dengan kebutuhan gizi suaminya. Hal ini karena selain untuk proses produksi ASI, sebanyak 850 cc, seorang ibu memerlukan tambahan kalori sebanyak 1.000 kkal dari kebutuhan orang dewasa normal mengingat pada saat menyusui, ibu juga harus mengeluarkan energi ekstra. Bukankah setidaknya 2-3jam sekali (bahkan mungkin lebih sering) si ibu mesti menyusui bayinya? Di sela-sela waktu itu, si ibu disibukkan dengan urusan perawatan bayinya (memandikan, menggendongnya agar tidak rewel, dan sebsgainya). Sementara di malam hari, di kala semua orang sedang tidur nyenyak, si ibu justru harus tetap "siap siaga". Memang mungkin matanya tampak terpejam, tetapi gerakan halus dan suara lirih dari sang bayi akan segera membuatnya terjaga. Ia sebentar-sebentar harus bangun, kalau tidak untuk menyusui bayinya, ya untuk mengganti popoknya yang basah. Sementara kondisi fisiknya pasca melahirkan juga belum pulih benar. Belum lagi, bila si ibu masih juga mengerjakan aktivitas sehari-hari. Apalagi, bila ia mempunyai beberapa anak yang juga masih kecil, yang masih memerlukan perhatiannya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan tambahan kalori (energi) tersebut, tentu saja terkait dengan kuantitas dan kualitas asupan makanan. Pertanyaannya, bagaimana bila ibu yang sedang menyusui tersebut tidak dapat memeroleh asupan makanan sebagaimana mestinya? Proses menyusui, memang proses yang bernuansa parasit bagi ibu. Artinya, bila kebutuhan untuk membuat ASI tidak dapat tercukupi dari makanan yang diasup ibu maka tubuh ibu akan menggunakan "simpanan" bahan makanan dari tubuhnya sendiri. Bila ibu menyusui kekurangan karbohidrat, misalnya, maka tubuh ibu akan mengambil cadangan lemak dari tubuh ibu kemudian dijadikan karbohidrat untuk bahan baku ASI-nya. Dan, memang, sampai dengan batas keadaan tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan, walau harus dengan mengorbankan kondisi si ibu sendiri. Kualitas ASI baru berkurang apabila ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke-3, bahkan pada beberapa kasus kualitas gizi ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu lebih dari derajat ini. Bila ibu menyusui, sangat tidak mendapat asupan karbohidrat, sementara cadangan lemak dalam tubuhnya juga telah habis dipergunakan sebagai bahan membuat ASI bagi anaknya, maka selain akan membuat tubuh si ibu tampak kurus, kulitnya keriput, produksi hormon terganggu, dan daya tahan tubuhnya turun hingga membuatnya kekurangan tenaga. Dalam kondisi macam ini, seorang ibu bisa pingsan setelah menyusui anaknya. Yang sangat berbahaya, bila ibu yang sedang menyusui kekurangan protein. Sebab hal tersebut akan membuat produksi ASI menjadi sedikit dengan kualitas yang rendah. Pada gilirannya hal ini tentu akan memengaruhi kualitas kesehatan bahkan tingkat kecerdasan bayinya. Belum lagi, lemahnya tingkat kesehatan ibu yang sedang menyusui akan memengaruhi kemampuannya dalam mengasuh dan merawat bayinya dan hal ini merupakan pertanda buruk bagi kualitas hidup anak. Kondisi seperti ini tentu tidak kita inginkan. Namun sayangnya, kondisi sebaliknyalah yang saat ini dialami oleh banyak ibu yang sedang hamil dan menyusui. Mereka mengalami kekurangan gizi. Dari sekitar 200.000 perempuan yang sedang hamil pada 2004, sebanyak 69,7 persen di antaranya menderita anemia gizi. Kondisi tersebut disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi. Bila untuk ibu yang sedang hamil saja, begitu minim perhatiannya, apalagi terhadap ibu yang sedang menyusui. Ketaksetaraan Ketaksetaraan adalah biang penyebab pengabaian terhadap kecukupan gizi bagi perempuan yang sedang menyusui. Kondisi ketaksetaraan ini diilhami oleh adanya perbedaan peran. Tidak ada yang bisa memungkiri bahwa ada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, yang secara logis akan menyebabkan adanya perbedaan gender (gender differences), yang pada gilirannya membentuk peran gender (gender role). Permasalahan mengemuka ketika terjadi ketidaksamaan penilaian atas peran gender atau diskriminasi gender. Diskriminasi gender ini diperparah oleh masih kentalnya nuansa patriaki. Bahkan begitu parahnya tingkat diskriminasi ini, hingga juga merambah dalam hal alokasi makanan. Kondisi ini harus segera dibenahi. Marilah kita sosialisasikan bahwa laki-laki - perempuan mempunyai hak yang sama akan pemenuhan asupan pangan. Bahkan bila perempuan tersebut sedang hamil, melahirkan dan menyusui, ia berhak memperoleh prioritas dalam hal distribusi pangan. Harus diakui bahwa bukan hal mudah untuk menghapus kondisi ketaksetaraan tersebut, apalagi bila dikaitkan dengan isu kekerasan. *** Penulis, ibu rumah tangga, penggagas Forum Studi Pemberdayaan Keluarga (Family Empowerment Studies Forum).
sumber : www.mail-archive.com.mht

Gizi Remaja Menuju Reproduksi Sehat


Remaja wanita 15 – 21 tahun kedudukannya sangat penting karena merupakan persiapan calon ibu.
Keadaan kesehatan remaja, erat hubungannya dengan gizi.
Kegemukan, kurang energi kronis, dan anemia merupakan tiga masalah gizi pada usia ini.

Pubertas dan Status Gizi
Pubertas (akil balik) adalah suatu masa pematangan kapasitas reproduksi. Pada anak perempuan ditandai dengan menstruasi.
Cepat lambatnya seseorang mengalami pubertas antara lain dipengaruhi oleh keadaan gizi. Seorang anak yang gizinya baik akan lebih cepat mengalami masa pubertas, sebaliknya anak yang gizinya kurang baik akan terlambat akil baliknya.

Menarche
Tidak ada ketentuan secara tepat kapan mulai akan terjadi periode yang pertama kali, namun hal ini akan terjadi antara usia 10 – 14 tahun, tapi sedikit lebih awal atau lebih lambat tidak semua anak sama.
Pada remaja energi dan protein dibutuhkan lebih banyak daripada orang dewasa, demikian pula vitamin dan mineral. Vitamin B1, B2 dan B6 sangat penting untuk metabolisme karbohidrat menjadi energi. Demikian pula asam folat dan vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, dan vitamin A untuk pertumbuhan yang diperlukan oleh jaringan.


Masalah Gizi pada Remaja


Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.


Kurang Energi Kronis

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.

Anemia

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi.
Sumber : www.indomp3z.us.mht, diakses tanggal 14 desember 2008

Status Gizi Remaja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Latar belakang : Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.

Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah dilakukan menunjukkan kelompok remaja menderita/mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%–88%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30%–40%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.

Tujuan : Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap anemi dan Indeks Masa Tubuh remaja

Metodologi : Analisis didasarkan pada data dari studi dengan rancangan potong lintang yang berasal dari studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 dan data SUSENAS 2002. Sampel dalam analisis ini adalah remaja umur 10-19 tahun yang mempunyai data lengkap yang diperlukan. Anemi ditentukan dengan metode hemoque, dan digunakan batasan anemi menurut umur dari WHO. Gizi kurang atau kurus ditentukan dengan batasan BMI menurut umur dari WHO dengan batas kurus <> 70% dari kecukupan yang dianjurkan. Status kesehatan dalam analisis ini diwakili dua variabel yaitu sakit yang diderita 1 tahun lalu dengan jumlah 7 % dan dan keluhan sakit 1 bulan lalu dengan jumlah 40 %.

Hasil analisis pada variabel dependen anemi menunjukkan dari 4 variabel sosial ekonomi dan demografi, didapat 3 variabel yang dapat menjadi kandidat untuk analisis multivariabel (p <>

Sumber : http://digilib.litbang.depkes.go.id, diakses tanggal 14 desember 2008

Minggu, 14 Desember 2008

Remaja: Langsing Bukan Berarti Kurang Gizi ..!

"Cowok tuh kudu punya badan yang atletis enggak gendut kaya gitu …!" "kalau cewek itu, badannya harus langsing dan tinggi biar jadi cewek ideal …jangan kegemukan kaya kamu!"Komentar-komentar kayak gitu seringkali kita dengar, baik dari teman, saudara, kakak, ataupun orang tua kita.

Yang menurut mereka enggak baguslah, kurang ginilah, kurang begitulah, enggak okelah, harus begini, harus begitu, dan lain-lain. Siapa sih yang tidak senewen dikomentari seperti itu? Atau sebaliknya, sebenarnya enggak ada yang mengomentari, tapi kita sendiri yang merasa bodi enggak oke. Banyak orang ingin punya badan sempurna dan kebanyakan kita termakan iklan untuk mengurangi berat badan atau membentuk tubuh yang ideal menurut iklan. Permasalahan yang sering kita alami adalah rasa tidak percaya diri karena tubuh dinilai kurang atau tidak ideal, baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Rasa kurang pede ini kemudian merembet ke hal-hal yang lain, misalnya malu untuk bergaul dengan orang lain, tidak pede untuk tampil di muka umum, menarik diri, pendiam, malas bergaul dengan lawan jenis, atau bahkan kemudian menjadi seorang yang pemarah, sinis, dan sebangsanya.Hal itu yang membuat kita jadi tak mau memperhatikan asupan makanan yang bergizi karena yang bergizi itu kita anggap membuat tubuh gemuk atau melar. Padahal, pada masa remaja ini, gizi penting banget kita perhatikan. Masa remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan yang sangat menakjubkan pada diri kita, baik secara fisik, mental maupun sosial. Perubahan ini perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai. Masa remaja merupakan masa "rawan gizi" karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Sementara kita tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi dan sering tidak mau memenuhinya karena takut gemuk.Kita perlu gizi Ada beberapa alasan mengapa zat-zat gizi dibutuhkan oleh remaja:• Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat dan tinggi badan. Pertumbuhan yang sangat cepat dimulai pada usia 10-11 tahun pada cewek, mereka akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 16 kg dan tinggi badan 16 cm. Sebaliknya pada cowok, peningkatan berat dan tinggi badan terjadi pada usia 12-13 tahun, yaitu 20 kg dan 20 cm.• Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi, misalnya tumbuhnya payudara, berkembangnya vagina, penis, bulu-bulu di sekitar kemaluan dan ketiak, dan menstruasi untuk cewek. Kalau kita tidak memperhatikan kebutuhan gizi, maka akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada cewek karena nantinya akan menyebabkan menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul tidak berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil dan ngidam, serta air susu ibu (ASI) tidak bagus.• Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan zat-zat gizi.1. Dimulainya masa mencari identitas diri, keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya, dan mulai tertarik dengan lawan jenis menyebabkan kita sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan kita, misalnya karena takut gemuk kita sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Padahal itu semua merugikan karena sudah pasti selain kita merasa lapar, juga pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita akan terhambat.2. Kebiasaan "ngemil" yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan mineral) seperti "makanan ringan" yang saat ini banyak dijual di toko-toko. Camilan tersebut dapat mengurangi selera makan. Alhasil, kita hanya mengonsumsi camilan tak bergizi. Sebaiknya, kalau mau ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi, seperti: roti, kacang rebus, dan buah-buahan.3. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang juga komposisi gizinya tidak seimbang, yaitu terlalu tinggi kandungan kalorinya, efeknya kita jadi gemuk.4. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih. Dari hasil penelitian ditemukan orang yang sarapan pagi daya ingatnya akan lebih baik, dapat berpikir jernih dan memiliki tenaga untuk beraktivitas.Gizi yang dibutuhkan Kebutuhan makanan yang kita konsumsi harus mengandung zat-zat berikut.1. Sumber energi yang sering disebut sumber tenaga bisa diperoleh dari sumber karbohidrat, seperti beras, jagung, ubi kayu, talas, mie, kentang, dan roti, minyak, margarine, dan santan yang mengandung lemak.2. Sumber protein disebut juga zat pembangun yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan badan juga, pembentukan jaringan-jaringan baru, dan pemeliharaan tubuh. Selain itu, protein juga berguna untuk menjernihkan pikiran, dan meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan. Sumber protein diperoleh dari sumber hewani (daging, ayam, ikan, dan telur) dan nabati (tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, dan tempe). Kita jangan terpaku kalau protein itu harus makan "daging atau ayam". Kalau enggak ada, protein nabati juga tidak kalah kandungan proteinnya untuk proses perkembangan dan pertumbuhan badan .3. Lemak berguna sebagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, pelumas persendian, pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit, pemberi cita rasa pada makanan. Lemak bisa diperoleh dari minyak goreng, mentega, susu, daging, dan ikan. Makanan berlemak yang berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit ayam, susu berlemak, keju, dan mentega tidak disarankan karena bisa mengganggu kesehatan.4. Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. Kandungan vitamin dan mineral pada buah dan sayuran bermanfaat untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta menjaga keseimbangan cairan tubuh. Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan sayuran dan buah-buahan. Padahal, makanan tersebut bermanfaat sekali bagi tubuh. Vitamin yang dibutuhkan antara lain: vitamin B6, asam folat, B12, A, C, D dan E. Bila perlu kita juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dengan makan tablet-tablet vitamin yang dijual.5. Mineral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pubertas dan remaja. Misalnya, kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot-otot. Makanan sumber kalsium bisa diperoleh dari susu (dan hasil olahannya), makanan yang difermentasi (tempe, oncom, tauco, dan sebagainya), ikan-ikanan (ikan teri dan sebagainya). Selain itu, tubuh kita juga membutuhkan mineral Zn (seng) untuk pertumbuhan dan kematangan seksual. Makanan sumber seng bisa diperoleh dari ikan, kerang-kerangan, dan sayur-sayuran.Kebutuhan zat besi pada cowok akan meningkat pada saat proses kematangan seksual. Sementara pada cewek terjadi pada saat menstruasi karena pada saat menstruasi zat besi akan keluar bersama darah menstruasi.Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara terus menerus dapat menimbulkan penyakit anemia (kurang darah). 6. Serat berfungsi untuk memudahkan proses buang air besar, membuang racun-racun dalam tubuh, dan mencegah kegemukan. Serat bisa diperoleh dari sayur-sayuran, buah-buahan dan agar-agar.Yang perlu kita perhatikan supaya tetap sehat saat ini dan nanti sampai kita tua adalah hal-hal berikut.• Kita perlu makan makanan dengan menu seimbang, yaitu menu yang beraneka ragam dalam jumlah dan takaran yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi. Menu makanan harus mengandung sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.• Biasakan sarapan. Tidak harus nasi, tapi bisa bubur ayam, bubur kacang hijau, mie dan sayur, susu, atau roti.• Kurangi ngemil yang tidak sehat, ganti dengan makanan yang lebih bergizi atau buah-buahan.• Makanlah makanan sumber zat besi. Makan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi, hindari minum teh atau kopi setelah makan (paling tidak satu jam setelah makan).• Minum air bersih dan matang minimal 8 gelas setiap hari.• Gunakan garam beryodium. • Lakukan olahraga secara teratur. • Jangan merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang. • Jangan memakai bumbu penyedap karena akan merugikan kesehatan. • Buang air besar yang teratur membantu penyerapan zat gizi dan kelancaran proses pencernaan. (Inne Silviane dan Chatarina Wahyurini PKBI Pusat)Sumber: http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0305/29/074705.htm